Celoteh
Pelipur Hati
Suatu saat yang lengang, terdengarlah celoteh unik
di sebuah kebun.
Burung trocok: "Aneh-aneh... Manusia kok aneh
ya. Ketika mereka kumpul yang dibahas justru kejelekan orang lain. Trus, apa
bedanya mereka dengan orang yang diomongin?".
Burung Pipit: "Bener Cok, kemarin malah lebih
seru, ada yang marah-marah karena gak cocok dengan ide orang lain. Trus, mereka
pada ngedumel sendiri-sendiri".
Pohon Rambutan: "lha kemarin sore, ada anak
yang mau ambil buahku kepleset trus jatuh malah dimarahin orang tuanya sampai
nangis kejer, kan lucu ya, bukannya ditolong malah dimarahin".
Burung Guwek: "Tadi malam ya ada yang unik, pas
sembahyangan, ada yang gobrol sendiri-sendiri, trus ada juga yang mainan alat;
yang dipencet-pencet itu lho".
Burung Gereja: " Lho kok mirip ya, kemarin
lusa, pas di Gereja, katanya doa tapi banyak yang 'liyer-liyer'; apa saking
kusuknya berdoa ya?".
Burung Merpati: "Cara hidup mereka memang
begitu kok, katanya unik dan penuh dinamika. Beda dengan cara hidup kita
sebagai makhluk lemah".
Burung Perkutut: " hey,,, kalian
berceloteh apa? Kalau seperti ini,
bukankah sama dengan mereka? Kalian juga ngomongin kejelekan mereka? Apa
bedanya?".
Cecak: "cek,,, cek,,, cek,, hidup memang unik.
Hei,,,, temen-temen, ayo berdendang saja, lantunkan suara, bersama ayunan mesra
serta kibasan sejuk daun rambutan agar bisa menghibur sebagai pelipur".
Sayup-sayup terdengar celoteh merdu bersama desiran
bayu, syahdu membuai kalbu.