Manusia dan Gereja sebagai Perwujudan Hidup Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Aristoteles mengemukakan istilah Zoon Politicon; berarti manusia dikodratkan hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan makhluk lain. Dengan kata lain, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia akan selalu tergantung pada orang lain.
Gereja adalah persekutuan umat Allah. Disebut persekutuan karena terdiri dari beberapa manusia Kristiani. Artinya sebagai Manusia Kristiani kita juga bagian dari masyarakat sebagai makhluk sosial.
Manusia Kristiani yang juga makhluk sosial sudah menjadi kodratnya harus hidup bersama dan berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial dapat dilakukan dengan cara berjabat tangan, berbincang, bertemu langsung bahkan saat ini melalui daring atau melalui medsos.
Persekutuan Umat Allah merupakan gereja yang hidup karena itu, sudah layak dan sepantasnya umat Allah menghidupi dirinya dalam kebersamaan serta pelayanan yang menyeluruh. Dominasi ego seharusnya ditekan seminim mungkin agar dapat mewujudkan naluri yang penuh simpati, empati, toleransi, setia kawan, tolong-menolong serta solider. Naluri-naluri tersebut akan mengarahkan Gereja pada komunitas atau persekutuan yang baik, harmonis, rukun dan menghargai norma serta etika di dalamnya.
Menyadari sifat sosial yang melekat pada diri Manusia Kristiani akan menuntun kita pada Karya dan Rencana Allah melalui kehidupan menggereja. Pelayanan penuh pengharapan yang menjadi milik bersama sebagai Gereja yang Hidup.
0 Comments:
Posting Komentar